Friday, July 18, 2008

TANTANGAN KE DEPAN

Secara umum tujuan penerapan teknosabo adalah mengendalikan gerakan massa debris (sedimen dan bahan rombakan lain) dengan prinsip MENGURANGI, MENGHAMBAT dan MENCEGAH gerakan massa debris agar tidak membahayakan dan menimbulkan kerugian baik jiwa maupun harta benda. Kecuali itu, TANPA DISADARI bangunan Sabo tersebut sekaligus akan memberikan sumbangan yang besar bagi naiknya muka air tanah guna mengisi akuifer sehingga akan memperoleh SAND FILLED RESERVOIR dan sekaligus sebagai bank penyimpan cadangan air baku.

Apakah kegiatan penghutanan kembali (reforestation) atau penghijauan (regreening) juga dapat dikategorikan sebagai kegiatan Sabo. Prinsip penanggulangan bencana alam yang disebabkan oleh gerakan massa debris adalah mengendalikan gerakan massa debris tersebut agar tidak merusak atau membahayakan. Penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab terjadinya gerakan massa debris. Dengan vegetasi penutup yang baik di daerah pegunungan maka koefisien pengaliran menjadi kecil dan kemampuan air untuk menggerus tanah menjadi berkurang, dan akan memperkecil gerakan massa debris. Oleh sebab itu, teknosabo merupakan kombinasi antara pekerjaan vegetasi dan rekayasa keteknikan dan karenanya dikatakan sebagai synthetic technology yang layak diterapkan guna menanggulangi bencana alam oleh gerakan massa debris.

Gerakan massa debris tidak selalu bergerak dari atas ke bawah atau dari hulu ke hilir. Bencana TSUNAMI yang terjadi pada akhir 2004 juga merupakan gerakan massa debris yang sangat luar biasa, dimana aliran bergerak dari hilir ke hulu oleh hempasan gelombang pasang. Debris dan bahan rombakan lain yang terangkut juga menimbulkan kerusakan yang dahsyat pada DAS dan sumber-sumber air termasuk prasarananya, mengakibatkan pencemaran sumber-sumber air dan mengganggu penyediaan air baku bagi masyarakat. Endapan debris (sedimen dan bahan rombakan lain) pada sungai-sungai telah pula mengganggu dan menurunkan kapasitas alur sungai. Kondisi ini sangat membahayakan dan berpotensi menimbulkan bencana berikutnya berupa banjir atau gerakan massa debris berikutnya. Hantaman gelombang pasang dan endapan debris juga merusak jaringan irigasi. Bencana juga telah merusak pantai dengan segala ekosistemnya. Suatu tantangan baru dapatkah teknosabo memberikan andil dalam masalah ini.

Sebagai perisai terdepan dalam mengendalikan gerakan massa debris, pekerjaan Sabo dapat dikelompokkan menjadi tiga wilayah pengendalian. Pengendalian di daerah hulu dengan menerapkan HILLSIDE SABO WORKS, daerah tengah pada alur sungai dengan TORRENT SABO WORKS, dan daerah pantai dengan COASTAL SABO WORKS. Pada saat ini penerapan teknosabo masih terbatas pada hillside dan torrent Sabo works. Penerapan teknosabo untuk menanggulangi abrasi pada pantai dan tsunami dengan menerapkan coastal Sabo works merupakan suatu tantangan baru yang perlu dipikirkan bersama dan dikaji dengan lebih
arif.

No comments:

Your Ad Here

Selama ini masih banyak anggapan bahwa teknosabo identik dengan pembangunan Sabo dam yang berskala besar dengan beaya yang mahal, bahkan acapkali bangunan tersebut dianggap sebagai monumen manakala fungsinya tidak bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat sehingga dianggap pula bertentangan dengan kaidah ilmu lingkungan.